Menu

    Kelembagaan Resolusi Konflik dan Perhutanan Sosial Wujud Nyata untuk mendukung Program Sustainable Landscape di Sumatera Selatan

    Degradasi lahan dan Deforestasi Hutan yang terjadi di wilayah Kelola Sembilang-Dangku disebabkan oleh penebangan hutan, perambahan, kebakaran dan perkembangan perkebunan komersial. Hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat disana masih hidup dibawah garis kemiskinan Ungkap Aidil.

    Hutan Kita Institute, Kongres konservasi tingkat dunia (World Conservation Congress/WCC) 2016 yang diselenggarakan International Union for the Conservation of Nature/IUCN yang digelar dari Tanggal 1 – 10 September di Honululu, Hawai bertujuan untuk menyusun inisiatif-inisiatif konservasi dan pembangunan berkelanjutan di masa mendatang.

    Hutan Kita Institute (HaKI) sebagai lembaga yang perhatian terhadap permasalahan konflik sosial dan pengembangan perhutanan sosial juga turut serta sebagai salah satu delegasi dari Indonesia.

    Pada Acara WCC ini HaKI yang diwakili oleh Direktur Eksekutif, Aidil Fitri mengangkat Isu “Pentingnya Hak Masyarakat sebagai prasarat wilayah pengelolaan landscape di Sumatera Selatan, misalnya di wilayah kelola landscape Sembilang – Dangku”

    Seperti diketahui wilayah landscape Dangku merupakan wilayah kelola yang diprakarsai oleh Zoological Society of London (ZSL) dan didanai oleh Pemerintah Norwegia melalui Norwegia International Climate and Forest Initiative (NICFI) Pemerintah Inggris melalui Perubahan Iklim Satuan British Embassy UK (UKCCU) dan David and Lucile Packard Foundation.

    Degradasi lahan dan Deforestasi Hutan yang terjadi di wilayah Kelola Sembilang-Dangku disebabkan oleh penebangan hutan, perambahan, kebakaran dan perkembangan perkebunan komersial. Hal ini disebabkan karena mayoritas masyarakat disana masih hidup dibawah garis kemiskinan Ungkap Aidil.

    Sesi Tanya Jawab yang berlangsung setelah pemaparan Materi Landscape Sembilang Dangku di Acara WCC, Hawai
    Sesi Tanya Jawab yang berlangsung setelah pemaparan Materi Landscape Sembilang Dangku di Acara WCC, Hawai

    Satu hal yang terpenting 36 % Wilayah kelola Sembilang – Dangku merupakan wilayah Gambut yang berfungsi sebagai penyimpan karbon dan mudah terbakar di musim kemarau tambah Aidil.

    “Untuk mendukung Wilayah Kelola landscape Sembilang- Dangku perlunya penyelesaian konflik SDA disertai leadership yang kuat, Pak Gubernur sudah menyampaikan komitmen social dan lingkungan, hanya saja perlu dipastikan bagaimana bisa dioperasionalkan di lapangan, tanpa leadership yang kuat hal tersebut sulit dicapai” Ujar Aidil.

    “Pak Gubernur (Alex Noerdin ) perlu segera membentuk kelembagaan resolusi konflik dan layanan perhutanan social di daerah sebagai bentuk implementasi dari komitment tersebut” Jelas Aidil Pada Acara WCC 2016 tersebut.

     

    More From Forest Beat

    Mengawal Keberlanjutan Perhutanan Sosial di Sumatera Selatan

    Dalam beberapa tahun terakhir, perhutanan sosial (PS) masih menjadi salah satu solusi penting untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, serta mengurani tekanan terhadap...
    Berita
    2
    minutes

    Sosialisasi Sistem Monev: Perkuat Perencanaan dan Perapihan Administrasi MHA Ghimbe Peramunan

    Pengelolaan Hutan Adat yang berkelanjutan melalui penguatan kapasitas Masyarakat Hukum Adat (MHA), dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Sumatera Selatan (Sumsel), diharapkan meningkatkan...
    Berita
    2
    minutes

    Sosialisasi Sistem Monev: Tingkatkan Partisipasi MHA Tebat Benawa Datangkan Dukungan Para...

    Hutan Kita Institute (HaKI) mengapresiasi partisipasi aktif Masyarakat Hukum Adat (MHA) Tebat Benawa, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel), dalam upaya mengelola Hutan Adat (HA)...
    Berita
    2
    minutes

    HaKI Konsen Melakukan Pembinaan Livelihood Masyarakat untuk Melestarikan Hutan

    Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup di Sumatera Selatan (Sumsel), Perkumpulan Hutan Kita Institute (HaKI) konsen untuk melakukan pembinaan livelihood (mata pencaharian)...
    Berita
    1
    minute
    spot_imgspot_img