ROTAN JERNANG
Rotan jernang merupakan rotan penghasil resin yang berwarna merah telah sejak lama diperdagangkan dan dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, dupa dan bahan obat tradisional. Pemanfaatan rotan jernang telah dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat Tanjung Agung, kegiatan pemungutan buah jernang baru dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Pada usia 2 (dua) Tahun rotan jernang mulai berbuah, hasil getah jernang pada saat berumur. Tanaman rotan jernang berbuah dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan
april dan september. Buah rotan jernang seperti buah rotan umumnya, yaitu bulat kecil-kecil berkumpul seperti buah salak.
Buah jernang yang dihasilkan rotan yang berada di kawasan di Wilayah HD Semende memiliki bentuk lebih pipih dibandingkan buah jernang dihasilkan didaerah dataranrendah dimana buahnya lebih bulat dan resinnya lebih tebal.
Berdasarkan jenisnya rotan jernang memiliki 6 (enam) jenis dengan penyebaran daerah di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatra.
Dari segi pemasaran resin jernang di sekitar Kecamatan Semende sudah ada tempat pengumpul dan pengelolaan dari buah menjadi resin. Tempat pengelolaan dan pengepulnya berada di Desa Tanjung Agung.
Dalam melakukan pengumpulan hasil jernang ada 2 (dua) tipe pelaksanaanya oleh para pencari jernang yang antara lain:
- Memanen buah jernang dan menjualnya langsung dijual ke pengumpul, Dalam tipe pelaksanaan ini dimana masyarakat hanya membutuhkan waktu 1-2 hari didalam hutan untuk mengambil buah jernang. Buah langsung di jual ke pengumpul, harga dari pengumpul untuk harga 1 karung ukuran 20 kg dihargai Rp45.000,-
- Memanen buah jernang diolah menjadi resin baru dijual ke , Dalam melaksanakan aktifitas yang satu ini masyarakat pengumpulkan waktu seminggu dalam mencari dan mengolah buah jernang menjadi serbuk. Masyarakat menjual serbuk dengan harga Rp 150.00-250.000/ons tergantung kualitas hasil pengolahan dari masyarakat.