Harimau Sumatera di TN Sembilang Tertangkap Kamera Penjebak

Category:

hutaninstitute.or.id            Pelaksanaan pemantauan Harimau melalui pemasangan dan pelepasan kamera trap telah dilakukan, kegiatan yang melibatkan berbagai pihak baik dari Instansi, NGO dan Mahasiswa tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Pemantau Satwa, berhasil mendapatkan foto Harimau Sumatera.

Prasetio Widodo kordinator Lapangan KiBASS mengatakan, dalam pemantauan sebelumnya aktifitas utamanya adalah pemasangan kamera penjebak, pemasangan kamera penjebak yang dipasangkan ada 24 unit tersebar di 12 titik.

“ Kamera yang tersebar di 12 titik tersebut yang telah terpasang akan di lepas dimana minimal jangka waktu pelepasan adalah 40 (empatpuluh) hari, ,”ungkapnya.

Prasetyo menerangkan setelah melakukan pelepasan kamera penjebak, data yang didapat dapat dianalisis mengenai keberadaan Harimau Sumatera di sekitar Wilayah SPTN II Sembilang TNBS. “Harapan yang keluar dari kegiatan adanya dokumen tentang kegiatan dan analisis data terkait perekaman oleh kamera penjebak,”ujarnya.

Berlian Pratama salah satu anggota Pokja dari Hutan Kita Institute (HaKI) mengatakan pada periode ini kami mencoba mengidentifikasi keberadaan Harimau Sumatera di daerah tengah sembilang dimana sebelumnya belum pernah dilakukan survei diwilayah tengah Sembilang.

Pria yang sehari- hari bekerja di HaKI tersebut mengatakan pelepasan kamera trap dilaksanakan setelah kamera terpasang lebih dari 40 (empat puluh) hari, untuk mengetahui keberadaan Harimau Sumatera.
Berlian juga menjelaskan dari 24 pasang kamera penjebak hanya 1 pasang yang dapat merekam kehadiran satwa tersebut di lokasi Sungai Simpang Satu, selain penampakan foto Harimau Sumatra terekam juga kehadiran satwa mamalia lainnya seperti Rusa Sambar (Rusa unicolor) Beruang Madu (Helarctos malayanus) dan Kera Ekor Panjang (Maccaca Muscularis).

“Kamera Penjebak yang dipasang di daerah Sungai Simpang Satu berhasil merekam gambar seekor Harimau Sumatera, dimana lokasi tempat dipasangnya kamera penjebak merupakan wilayah lahan basah dan sebagian besar tertutup oleh Hutan Mangrove dan lokasi tersbut belum pernah dipasang kamera penjebak tepatnya di bagian tengah dari kawasan sembilang,”ungkapnya.

Seekor Harimau Sumatera tertangkap kamera trap milik tim Pokja Pemantau Harimau KiBASS

Bagus dari ZSL Tim Tiger salah satu anggota Pokja mengatakan hanya wilayah Sungai Simpang Satu yang berpotensi memiliki kantong-kantong habitat Harimau Sumatera, hal ini dikarenakan potensi satwa mangsa dari Spesies Karnivora langka banyak tersebar di daerah ini yang terekam oleh kamera penjebak seperti Rusa Sambar, Babi Hutan dan lain lain.

“Akan tetapi kondisi wilayah Resort Solok Buntu walau tidak terekam kehadiran Harimau Sumatera tersebut tetapi catatan konflik antara Petambak dengan Harimau tersebut menjadi tolak ukur dalam pemasangan kamera penjebak di areal tersebut,”Ujarnya.

Disamping itu kehadiran satwa mangsa di areal Resort Solok Buntu melalui kehadiran jejak satwa mangsa kemungkinan kehadiran sipredator tersebut.

Selain Harimau Sumatera, spesies mamalia lainnya yang terekam dikamera penjebak adalah Beruang Madu. Ditemukan diwilayah sungai simpang satu. Selain gambar di kamera penjebak tim juga menemukan jejak atau tanda Beruang Madu secara langsung.

Berdasarkan hasil kamera penjebak dari survei ini, terdapat kemungkinan tinggi penambahan jumlah spesies yang tidak terekam atau tertangkap kamera. Hal itu dikarenakan penambahan jumlah spesies masih dilakukan pada sekitar 40an hari.

Bagus menambahkan perlunya adanya penambahan durasi waktu untuk pemasangan kamera penjebak menjadi 60 hari. Hal ini dilakukan untuk melihat potensi-potensi satwa lainnya agar terekam dikamera penjebak. Sehingga ditemukan spesies mamalia yang dilindungi lainnya.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa zona penyangga kawasan Sembilang masih memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi walaupun dengan kelimpahan yang rendah. Hutan yang terus tumbuh antara taman nasional dan zona penyangga akan memungkinan satwa liar berpindah diantara wilayah ini. Selama musim hujan pada lantai hutan di Taman Nasional, terdapat beberapa spesies seperti Beruang Madu dapat berpindah ke daerah yang kering di zona penyangga.

Bagus menyarankan kedepannya yang perlu dilakukan oleh Tim Pokja ini adalah adalah melakukan penyelesaian analisis data dari kegiatan tahap I berdasarkan hasil dari kamera penyebak serta melakukan evaluasi tentang aktivitas terkait metode di lapangan untuk mendapatkan data yang akurat.

 

Penulis : JUA

Editor : SW

Read More

Related Articles