Teks: Henni Martini
Bahasa asing terdengar di jalan desa Sungai Lumpur, masyarakat gempar. Ada perempuan bule berkunjung di desa mereka. Arak-arakan dari anak kecil hingga wanita dewasa seperti maniak hanya karena seorang berbola mata abu-abu.
Kunjungan dari Anna Jaurimaa ini terkait agenda monitoring program bersama Siemenpuu Foundation, Finlandia, dan dikawal oleh 4 orang dari Hutan Kita Institue (HaKI).
Kegiatan monitoring ini dilakukan selama 4 hari, 2 hari di kantor Hutan Kita Institute dan 2 hari di Lapangan. Mangrove trip di awal November ini disertai deru gelombang yang diperkirakan 2 meter dengan suhu udara kala itu menunjukkan angka yang tak kurang dari 31o C.
Kunjungan ke lokasi penanaman di sekitar desa Sungai Lumpur dan Simpang Tiga Abadi dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, 3 – 4 November 2017. Tim melihat kondisi tegakan penanaman mangrove yang dilakukan oleh masyarakat Sungai Lumpur dan siswa SD pada September silam.
Terdapat lebih dari 5.000 batang mangrove jenis Api-api (Avicennia marina) dan Jangkang (Rhizophora apiculata) yang ditanam. Penanaman dilakukan di sepanjang jalur-jalur tambak kedua desa, dan sebagian lahan tersebut masuk dalam kawasan KPH Unit XXIII Sungai Lumpur.
Pertemuan dengan masyarakat juga dilakukan guna menemukenalkan Anna dengan masyarakat yang didampingi. Anna bersama Direktur HaKI, Aidil Fitri, menyerahkan peta desa yang dibuat secara partisipatif pada beberapa waktu lalu. Pertemuan ini juga menjelaskan agenda Perhutanan Sosial yang memang sedang digalakkan Pemerintah dan dua desa ini berpotensi untuk dilegalkan status lahan kelolanya.
Beberapa petambak yang dijumpai menyambut baik program pemerintah tersebut. Terlebih bagi mereka yang juga menggunakan pematang tambaknya untuk bercocok tanam. “Semoga mata pencaharian kami tidak dianggap ilegal lagi” Ucap pak Hambali menutup perbincangan.